Senin, 07 Mei 2012

Metode Pengendalian Spin Stabilized

Di artikel sebelumnya telah dijelaskan mengenai dasar metode spin stabillized yaitu metode pengendalian yang memanfaatkan kestabilan giroskopik sehingga dapat menahan gangguan pada dua sumbu (selain sumbu putarnya). Putaran tersebut akan stabil jika wahana antariksa diputar pada sumbu yang memiliki inersia terbesar, sehingga jika diumpamakan sebuah piring dan pensil sebagai wahana antariksa maka putaran piring akan lebih stabil dibandingkan putaran pensil. 


Metode ini dapat dikategorikan menjadi tiga buah jika ditinjau dari sumbu putarnya :


1) Oblate : putaran pada sumbu inersia terbesar


2) Prolate : putaran pada sumbu inersia terkecil


3) Intermediate : putaran pada sumbu inersia sedang



Namun kenyataannya jika ingin menstabilkan suatu roket/wahana antariksa sangat sulit untuk dapat distabilkan pada sumbu putar dengan inersia terbesar (oblate). Ini dikarenakan optimalisasi desain dan keterbatasan konfigurasi suatu wahana antariksa. sehingga hampir semua roket atau wahana antariksa dilakukan "spinning" pada sumbu prolate atau intermediatenya. Kajian lebih lanjut seperti berapa kecepatan putar yang dibutuhkan untuk dapat menstabilkan dan mencounter torsi gangguan yang terjadi pada wahana antariksa ? Seberapa jauh perbedaan kestabilan jika diputar pada oblate dan prolate ? Analisis ini dapat dilakukan dengan alat bantu berupa gyroscope yang rigid atau biasa disebut gyrostat. 


Video mengenai gyroscopically stabillized : 



Video mengenai gyroscopes : 



----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
fyi : kenyataannya bumi yang kita tinggali ini juga berputar pada sumbu dengan inersia terbesar. Yaitu oblate pada sumbu Z (sekitar polar axis). Sehingga selain stabil, distribusi panas/thermal matahari pun akan tetap merata.. 


The Earth is roughly an oblate spheroid, with the bulge occurring at the equator. Let A be the moment of inertia along an equatorial axis, and let C be the moment of inertia about the polar axis. Then Lambeck (1980) gives

A : 8.008 x 10^37 kg m^2

C : 8.034 x 10^37 kg m^2



Tidak ada komentar:

Posting Komentar