Sabtu, 19 Mei 2012

Resume Asian Winter School 2011 (Sokendai - ISAS/JAXA)


Jam 9 kita (Saya, Amrul PN06, Sahril PN06, dan Hagorly PN07) berangkat dengan bus menuju Sagamihara Campus untuk memulai acara hari I. Tempat ini merupakan kampus dari SOKENDAI yang sekaligus merupakan kampus riset dari ISAS/JAXA. Kampus ini terbuka untuk dikunjungi oleh masyarakat. Selain di Sagamihara ini, ada juga space center di Tsukuba (tempat riset), Chofu (tempat exhibition), dan Uchinoura (tempat peluncuran roket).

ISAS, Sagamihara Campus
Acara dimulai pukul 10 dengan seremonial pembukaan oleh salah satu deputi ISAS/JAXA. Kemudian diikuti dengan lecture series dari pengajar dan peneliti di Sagamihara Campus. Selama acara kita didampingi oleh seorang staf dari ISAS yaitu Fukayama-san dan Assoc. Prof. Yoshitsugu Sone.
Materi pertama diisi oleh Assoc. Prof. Satoshi Tanaka dari Department of Planetary Science. Materi yang dibawakan beliau memang lebih kepada penjelasan tentang struktur internal pada solid planets meskipun belia bercerita juga tentang Kaguya  dan Hayabusa. Kaguya adalah lunar orbiter yang akhirnya crash di bulan sedangkan Hayabusa yaitu unmanned spacecraft yang bertujuan mengambil sample asteroid Itokawa. Sepertinya mereka sangat membanggakan misi dari Hayabusa ini karena memang ini adalah sample objek luar angkasa pertama yang bisa diambil selain sampel dari bulan. Sampai-sampai Hayabusa ini dibuat tiga buah filmnya, dengan tempat pengambilan gambar diantaranya di ruangan presentasi ini. (Film pertamanya yang saya tonton bahkan berdurasi 2 jam 20 menit -___-)

Replika Hayabusa, ISAS Sagamihara
Setelah break istirahat, materi selanjutnya tentang small satellite yang dibawakan oleh Assoc. Prof. Shujiro Sawai. Beliau adalah project manager untuk small satellite di ISAS. Inilah materi paling menarik selama acara berlangsung meskipun small satellite yang dimaksud cukup besar juga (ukuran 250-350 kg). Beliau ahli pada bidang attitude control pada rocket dan satelit dan juga control system satelit. Belakangan saya tahu bahwa salah satu project beliau yang sangat wah yaitu engine pada Akatsuki (Venus climate orbiter) dan juga target marker pada Hayabusa (target marker digunakan sebagai penanda pendaratan dari Hayabusa).

Target marker yang merupakan kumpulan “kacang” (http://www.jaxa.jp/article/special/hayabusa/sawai_e.html)
Salah satu tantangan pada target marker Hayabusa yaitu kita sulit meletakkan sebuah objek yang bisa dijadikan sebagai penanda pada asteroid karena gravitasi pada asteroid sangat kecil sehingga objek yang kita tembak pasti akan memantul kembali.
Pada kasus Hayabusa, beliau terisnpirasi pada otedama yaitu sebuah mainan tradisional Jepang yang berupa kantong semacam kacang. Prinsipnya yaitu energi momentum dari masing-masing kacang akibat terjatuh akan saling menghilangkan karena tumbukan antara masing-masing kacang. Tentu pada Hayabusa tidak digunakan kacang :D
Beliau juga menejelaskan tentang komunikasi data yang digunakan dalam kounikasi space. Protocol yang biasa digunakan yaitu spacewire. Protocol yang pertama kali dikembangkan oleh ESA (European Space Agency) ini katanya sangat menjanjikan karena kecepatan data yang tinggi. Sekarang tidak hanya ESA saja yang menggunakan protocol ini, tetapi juga NASA, JAXA, dan RKA (badan antariksa Rusia). Menurut beliau, kejadian malfunction pada satelit paling sering disebabkan oleh kegagalan pada baterai yaitu sekitar 50%.
Sauasana ruangan dengan lampu yang dimatikan dan juga kelelahan karena keluar malam tadi membuat mode tidur langsung ON. Ternyata tidak hanya terjadi pada saya, tetapi juga dengan Bang Amrul yang tiba-tiba membuat suasana ruangan menjadi ger-geran :D
Sesi ketiga disampaikan oleh Assoc. Prof. Iku Shinohara, Department of Space Science Information Analysis. Beliau merupakan project manager dari GEOTAIL yang pada tahun ini berusia 20 tahun. GEOTAIL adalah satelit pengamat magnetosphere bumi yang dikembangkan oleh ISAS bekerjasama dengan NASA. . Meskipun cukup tua, sekarang satelit ini masih dalam keadaan sehat dan masih berfungsi normal. Meskipun sempat mengalami gerhana selama >4 jam, baterai dan perekam yang ada masih berfungsi tanpa menunjukkan penurunan kinerja dan hanya mengalami sedikit masalah minor pada instrument tetapi tidak berakibat pada perubahan data output
Sesi terakhir merupakan sesi tour ke fasilitas yang ada di kampus ini. Kita diajak untuk melihat proses pembuatan satelit (saya kurang tahu  satelit apa yang sedang mereka kerjakan saat itu). Karena tidak diperbolehkan mengambil gambar maka tidak ada gambar dokumentasi di sini. Proses pembuatan dilakukan di clean room yang saya rasa sangat luas, mungkin seukuran gedung CC.


Sesi hari pertama baru selesai pada pukul 18.00. Karena jadwal yang sangat padat, hampir tidak ada sesi jalan-jalan mandiri yang bisa kita lakukan. Bahkan keinginan saya untuk ke Tokyo Tower pun gagal. Malam ini kita bersama dengan Bang Ridlo PN06, yang sedang mengambil doktoral di TMU, hanya keluar keliling Machida sebentar hanya untuk makan karena rencana untuk mencari toko yang menjual barang bekas di sekitaran Machida pun gagal (peta reltime yang ada tidak jelas).

Sumber : Anggrit Dewangkara Yudha Pinangkis (http://anggritdewangkara.wordpress.com/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar