- Metode pasif
- Metode spin-stabillized
- Metode aktif
Metode
pasif ini memanfaatkan distribusi massa dan inersia saja agar satelit tetap
stabil mengarah ke bumi. Hal ini disebabkan karena suatu benda akan cendrungan
segaris pada sumbu longitudinalnya yang mengarah ke pusat massa bumi. Sehingga
jika suatu wahana antariksa yang memiliki distribusi massa yang besar di
sepanjang sumbu longitudinalnya akan menghasilkan torsi atau momen gravitasi
sehingga wahana antariksa akan tetap stabil mengarah ke bumi, namun tidak
memberi pengaruh pada sumbu yaw. Maka suatu wahana antariksa yang menggunakan metode ini biasanya memanfaatkan
konfigurasi boom untuk menghasilkan
inersia yang diinginkan. Contoh satelit yang menggunakan metode pasif ialah
satelit oersted pada gambar 1.
Gambar 1 Satelit Orsted (sumber :
Encyclopedia Astronautica)
Metode
spin-stabillized ini pada dasarnya
metode pengendalian yang memanfaatkan kestabilan giroskopik sehingga dapat
menahan gangguan pada dua sumbu (selain sumbu putarnya). Putaran tersebut akan
stabil jika wahana antariksa diputar pada sumbu yang memiliki inersia terbesar,
sehingga jika diumpamakan sebuah piring dan pensil sebagai wahana antariksa
maka putaran piring akan lebih stabil dibandingkan putaran pensil.
Gambar 2 Satelit Palapa (sumber : NASA)
Penggunaan
metode ini bisa lebih mudah dibandingkan metode lain, sebab dapat bertahan
dalam jangka panjang, putaran bermanfaat bagi distribusi termal, dan
menyediakan scanning putaran bagi sensor. Secara prinsip kekurangan dari metode
ini adalah massa dan inersia wahana antariksa harus selalu dikontrol supaya
memastikan wahana antariksa tetap berputar pada sumbu yang diinginkan, ketika
ingin berubah orientasi wahana antariksa membutuhkan bahan bakar lebih banyak
dibandingkan wahana antariksa yang tidak menggunakan metode ini. Contoh satelit
yang menggunakan metode spin-stabillized
ialah satelit palapa pada gambar 2.
Metode
aktif saat ini lebih banyak digunakan dibandingkan dua metode sebelumnya.
Wahana antariksa dapat melakukan manuver secara akurat dan stabil, dengan
menggunkana sensor dan aktuator. Namun metode ini lebih mahal, lebih kompleks,
dan relatif masih beresiko dibandingkan dua metode sebelumnya. Torsi kontrol
pada ketiga sumbu wahana antariksa dihasilkan dari salah satu atau kombinasi
roda momentum, cmg (control moment gyro),
thruster, atau magnetic torquer. Contoh satelit yang menggunakan metode aktif
ialah wahana antariksa hubble pada gambar 3.
Gambar 3 Wahana Antariksa Hubble (sumber : 3dastronomer)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar