Selasa, 29 Maret 2011
Kamis, 24 Maret 2011
Power & Mass Budget ITB-SAT
Dalam misinya, satelit memiliki beberapa mode :
1. Initial (sesaat setelah diinjeksikan ke orbit s.d. dapat di-command oleh Ground Segment)
2. Tumbling (saat tidak melakukan misi pengambilan gambar dan tidak ada akses dg Ground Station)
3. Operation (operasi pengambilan gambar)
4. Komunikasi (saat ada akses dengan stasiun bumi, uplink/downlink data)
1. Initial (sesaat setelah diinjeksikan ke orbit s.d. dapat di-command oleh Ground Segment)
2. Tumbling (saat tidak melakukan misi pengambilan gambar dan tidak ada akses dg Ground Station)
3. Operation (operasi pengambilan gambar)
4. Komunikasi (saat ada akses dengan stasiun bumi, uplink/downlink data)
Subsistem
|
Power Budget
|
Mass Budget (gram)
| |||
Inisialisasi
|
Tumbling
|
Operasi
|
Komunikasi
| ||
TT&C
|
1500
| ||||
EPS
|
3000
| ||||
ADCS
|
2000
| ||||
OBC
|
2000
| ||||
Payload
|
4000
| ||||
Struktur
|
4000
| ||||
Rabu, 23 Maret 2011
Karakteristik Coverage ITB-SAT
Berikut beberapa besaran karakteristik ITB-Sat sesuai dengan orbit yang dipilih (baseline & alternatif)
Baseline:
Baseline:
Sun-synchronous polar orbit (alt= 700 km, inklinasi = 98.2 deg),
Alternatif :
alt = 350 km, inklinasi= 51 deg,
Baseline (perioda = 99 menit)
Min elev
|
5 deg
|
10 deg
|
unit
|
Swath width (deg)
|
42.3
|
34.9
|
deg
|
Swath width (km)
|
4707.9
|
3885
|
km
|
Instantaneous Acces Area
|
17.211.133
|
11.763.053
|
km2
|
Max Field of View
|
128
|
125
|
deg
|
Range to edge of swath
|
2563
|
2155
|
km
|
Max Eclipse time
|
35.3
|
35.3
|
menit
|
Alternatif (perioda = 91.5 menit)
Min elev
|
5 deg
|
10 deg
|
unit
|
Swath width (deg)
|
28.4
|
22
|
deg
|
Swath width (km)
|
3162
|
2449
|
km
|
Instantaneous Acces Area
|
7.810.674
|
4.696.543
|
km2
|
Max Field of View
|
141.6
|
138
|
deg
|
Range to edge of swath
|
1657
|
1304
|
km
|
Max Eclipse time
|
36.3
|
36.3
|
menit
|
Baseline & Asumsi untuk ITB-SAT
Sebagai awalan, untuk memenuhi misi yang dicanangkan, dan melihat beberapa peluang yang mungkin dalam peluncuran satelit nantinya diambil sebagai baseline perancangan hal-hal sbb:
1. Sistem terdiri dari satelit tunggal
2. Orbit:
a. Baseline: Sun-synchronous polar orbit (alt= 700 km, inklinasi = 98 deg), diluncurkan secara piggyback dengan PSLV
b. Alternatif : alt = 350 km, inklinasi= 51 deg, dilepaskan dari modul KIBO di ISS (international Space Station)
3. Stasiun bumi terdiri dari 1 GS-C (ITB) dan 1 GS (ITS)
Dengan asumsi elevasi minimum satelit dapat diakses dari stasiun bumi adalah 10 derajat, berikut diberikan jangka waktu akses satelit dengan stasiun bumi selama kurun 1 minggu, sebagai gambaran;
Access Summary Report (1 minggu)
GS-C_ITB-To-ITB-Sat_Baseline
Access Start Time (LCLG) Stop Time (LCLG) Duration (min)
------ ----------------------- ----------------------- --------------
1 1 Sep 2013 12:17:10.395 1 Sep 2013 12:25:23.317 8.215
2 1 Sep 2013 22:58:13.678 1 Sep 2013 23:04:41.856 6.470
3 2 Sep 2013 00:35:18.338 2 Sep 2013 00:42:36.824 7.308
4 2 Sep 2013 11:21:58.952 2 Sep 2013 11:31:06.446 9.125
5 2 Sep 2013 23:39:34.841 2 Sep 2013 23:48:58.420 9.393
6 3 Sep 2013 12:04:51.643 3 Sep 2013 12:13:48.140 8.942
7 3 Sep 2013 22:47:28.476 3 Sep 2013 22:51:32.890 4.074
8 4 Sep 2013 00:22:51.551 4 Sep 2013 00:31:13.366 8.364
9 4 Sep 2013 11:10:20.985 4 Sep 2013 11:18:53.006 8.534
10 4 Sep 2013 12:50:32.101 4 Sep 2013 12:53:46.134 3.234
11 4 Sep 2013 23:27:48.292 4 Sep 2013 23:36:51.438 9.052
12 5 Sep 2013 11:52:42.769 5 Sep 2013 12:02:03.405 9.344
13 6 Sep 2013 00:10:36.094 6 Sep 2013 00:19:37.602 9.025
14 6 Sep 2013 10:58:54.540 6 Sep 2013 11:06:28.976 7.574
15 6 Sep 2013 12:37:09.707 6 Sep 2013 12:43:14.381 6.078
16 6 Sep 2013 23:16:10.883 6 Sep 2013 23:24:34.980 8.402
17 7 Sep 2013 00:55:46.179 7 Sep 2013 00:59:50.793 4.077
18 7 Sep 2013 11:40:42.440 7 Sep 2013 11:50:10.572 9.469
19 7 Sep 2013 23:58:29.422 8 Sep 2013 00:07:52.233 9.380
20 8 Sep 2013 10:47:45.136 8 Sep 2013 10:53:49.016 6.065
Global Statistics
-----------------
Min Duration 3.234 menit
Max Duration 9.469 menit
Mean Duration 7.606 menit
Total Duration 152.123 menit
Dalam 24 jam, kira-kira hanya ada 2-3 kali akses antara satelit dengan satu stasiun bumi. Di bawah ini diberikan contoh akses satelit (orbit baseline) dengan GS-ITB, warna merah dan akses satelit (orbit alternatif) dengan GS-ITS,warna putih
Minggu, 20 Maret 2011
Akhirnya....Antena Ground Station ITB terpasang juga
setelah tertunda-tunda sekian lama...
alhamdulillah akhirnya nangkring juga itu antena di atas gedung FTMD ITB.
Terima kasih untuk semuanya yang telah membantu proses ini.
alhamdulillah akhirnya nangkring juga itu antena di atas gedung FTMD ITB.
Terima kasih untuk semuanya yang telah membantu proses ini.
Koordinat stasiun bumi ini sbb:
Latitude = 6.89 South
Longitude = 107.61 East
cmiiw ya....
Kamis, 17 Maret 2011
Orbit apa yang pas untuk ITB-SAT?
Mari kita berandai-andai.....
Seandainya kita (baca: Indonesia) sudah memiliki roket peluncur satelit sendiri, yang bisa melayani penempatan satelit di orbit ketinggian berapapun, inklinasi (=kemiringan orbit) berapapun.
Seandainya kita (baca: Indonesia) sudah memiliki roket peluncur satelit sendiri, yang bisa melayani penempatan satelit di orbit ketinggian berapapun, inklinasi (=kemiringan orbit) berapapun.
maaf, tulisan bersambung.....belum sempat euy
Rabu, 16 Maret 2011
Korea, Malaysia, Singapura.....Indonesia mana?
March 2011 | Top Story
Free technical seminars coming to Asian locations in April
|
AGI’s Global Tech Tour is heading to Korea (7 April), Malaysia (12 April) and Singapore (14 April). Engineers will share how our software can be used standalone or integrated with other leading defence and space tools to augment:
Details and free registration are available at agi.com/global-tour. Please note that the seminar scheduled for Japan is postponed due to the recent tragedy. AGI's thoughts go out to all of our Japanese friends.
Indonesia .......
Oh jangan khawatir, mahasiswa Indonesia juga mampu memanfaatkan STK untuk bikin aplikasi yang bermanfaat (lihat posting sebelum ini).
Bahkan bangsa Indonesia sudah terbiasa mampu membuat aplikasi sendiri, tidak perlu berbasis software buatan luar negeri (dalam hal ini STK).
Jadi Indonesia lebih hebat kan.
|
Simulator Operasi Lapan Tub-Sat
Tiga orang mahasiswa ITB, 2 dari Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD ITB) dan 1 dari Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI ITB) sbb:
- HAGORLY MUHAMMAD
- SATRIYA UTAMA
- SIBGHATULLAH MUJADDID
dalam rangka mengikuti kompetisi 2011 AGI University Grant Competition telah mengembangkan simulator Operasi Lapan Tubsat berbasiskan software STK.
http://www.agi.com/resources/academic-resources/forstudents/university-grant-competition/default.aspx
http://www.agi.com/resources/academic-resources/forstudents/university-grant-competition/default.aspx
Fungsi/manfaat Simulator ini ditujukan untuk mempercepat proses belajar bagi operator baru Lapan Tubsat, yang karena star sensornya telah rusak sehingga harus menggunakan kamera resolusi rendahnya untuk mengetahui sikap satelit.
Saat ini dibutuhkan waktu sekitar 1 tahun untuk membuat seorang calon operator cukup trampil sehingga bisa efektif memanfaatkan waktu sekitar 10 menit ketika satelit melintas untuk mengambil gambar yang diharapkan. Diperlukan waktu cukup lama karena satelit hanya melintas 3-4 kali sehari dg durasi rata-rata 10 menit.
Selasa, 15 Maret 2011
Misi ITB-SAT
Telah dicanangkan (walau sepihak) bahwa ITB-Sat akan mengemban misi pengambilan gambar suatu wilayah di dunia sesuai instruksi yang dikirim dari stasiun bumi ITB.
Sebagai salah satu batasan dalam perancangan kita (lagi-lagi maksa) tetapkan massa satelit < 20 kg.
Konsep Operasinya secara global (maksudnya gue maunya begini) adalah sebagai berikut:
Satelit dilengkapi dg kamera digital untuk mengambil gambar suatu wilayah tertentu sesuai dengan command yg dikirimkan (uplink) dari stasiun bumi ITB, menyimpan datanya untuk di kirim (downlink) ke stasiun bumi pada saat ada akses.
He he he
memang harus segera didetailkan konsep operasinya, kemudian dilanjutkan dengan menentukan requirements untuk masing-masing sub-system, kemudian masing-masing sub-system membuat konsep awal untuk memenuhi requirements, kemudian system engineer memimpin penanggung jawab dari masing-masing sub-sistem untuk melakukan trade off desain masing-masing sub dengan tujuan memenuhi misi.
Proses diiterasi terus sampai optimum (bukan tuk memuaskan salah satu pihak)
Target:
2011 : ujicoba dg balon
2012 : Engineering Model lolos test (ini ada macam-macam....)
2013 : Flight Model --> peluncuran (emang mau diluncurkan pake apa boss...)
Sub-sistem:
A. System Engineering
B. Konsep Operasi : Hagorly, Satriya cs
C. ADCS : Luhung cs
D. OBC : Ibung cs
E. EPS : Ridwan cs
F. TT/C-Komunikasi : Amrul dan Ibung cs
G. Struktur/Thermal : Ibnu Rusydi cs
Jadwal 2011:
18 Maret: Subsystems Requirements (A,B)
25 Maret: Konsep Awal masing-masing subsistem (C,D,E,F,G)
1 April: Analisis konsep awal vs Requirements (A,B)
8 April: revised subsystems concepts (C,D,E,F,G), RAB, skedul
demikian.....
Mengapa ITB-SAT
Sekarang ini sedang berjalan kolaborasi pengembangan satelit di kalangan perguruan tinggi di Indonesia. Perguruan tinggi yang terlibat adalah ITB, UGM, ITS, UI, ITTelkom dan PENS, dengan didukung oleh LAPAN (engineer) dan Dikti dalam hal pendanaannya.
Kerjasama ini diwadahi dalam project bernama INSPIRE dengan satelit yang akan dinamakan IiNUSAT (Indonesia inter University Satellite).
Namun kami menyadari bahwa kolaborasi desain satelit yg melibatkan banyak institusi seperti dalam INSPIRE tsb tidaklah ideal, karena kendala jarak menyerap banyak energi dan biaya. Jadi kami sepakat bahwa kolaborasi tsb adalah sementara untuk saling belajar, sehingga setelah 3-5 tahun, masing-masing perguruan tinggi telah mampu secara mandiri melakukan rancang bangun satelit (dan operasi). Kesepakatan lainnya adalah setelah kolaborasi selesai, perkembangan teknologi satelit di Indonesia akan diakselerasi dg cara kompetisi....yang sehat tentunya.
Mari kita sukseskan kemandirian bangsa dengan mengembangkan ITB-Sat, UGM-Sat, UI-Sat, ITS-Sat, ITT-Sat, PENS-Sat dan selanjutnya....
Cara Mudah Meluncurkan Satelit
Kita (bangsa Indonesia) pasti tahu tentang satelit Palapa. Walaupun tidak banyak yang tahu bahwa bukan bangsa Indonesia yang membuatnya….apalagi meluncurkannya ke orbit.
Sekarang ini Lapan sudah mengoperasikan satelit yang dinamai Lapan-Tubsat. Sayangnya hanya sedikit warga bangsa ini yang mengetahui. Dari namanya yang mengandung kata “Lapan” berarti ada peran bangsa Indonesia dalam satelit tersebut, tidak sekedar membeli. Akan tetapi, lagi-lagi bukan roket buatan bangsa ini yang meluncurkannya ke orbit.
Saat ini Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) memiliki program pengembangan roket peluncur satelit yang bertujuan meraih kemandirian bangsa dalam peluncuran satelit di masa depan. Program ini paralel dengan program pengembangan satelit di mana satelit Lapan Tubsat yang disebut di muka adalah awalannya.
Trus….apa susahnya meluncurkan satelit……………..?
Ketinggian orbit Lapan-Tubsat adalah sekitar 600 km di atas permukaan bumi. Agar satelit tersebut bisa mengorbit bumi pada ketinggian tersebut, roket peluncurnya harus bisa memberikan kecepatan sebesar kira-kira 7,56 km/detik kepada satelit tersebut.
Jadi kalau anda merasa bisa membuat roket, dan ingin meluncurkan satelit Lapan-Tubsat, maka coba rancanglah roket yang bisa membawa satelit seberat 50 kg sampai pada ketinggian 600 km di atas permukaan bumi, kemudian pada ketinggian tersebut bisa memberikan kecepatan sebesar 7,56 km/detik kepada satelit tersebut.
Ok…kalau anda belum berpengalaman membuat roket, tapi anda suka mendaki gunung. Bawalah satelit yg berbobot 50 kg tadi naik ke puncak gunung Lawu di Tawangmangu, yang tingginya sekitar 3000 m (3 km) di atas permukaan laut. Nah…kalau anda ingin membuat satelit tsb mengorbit pada ketinggian 3 km di atas permukaan bumi, anda harus melempar satelit (50 kg) tadi ke arah mendatar dari puncak Lawu sehingga kecepatan satelit tsb mencapai kira-kira 7,9 km/detik.
Nah…..mudah kan…..
selamat mencoba.
Langganan:
Postingan (Atom)