Kita (bangsa Indonesia) pasti tahu tentang satelit Palapa. Walaupun tidak banyak yang tahu bahwa bukan bangsa Indonesia yang membuatnya….apalagi meluncurkannya ke orbit.
Sekarang ini Lapan sudah mengoperasikan satelit yang dinamai Lapan-Tubsat. Sayangnya hanya sedikit warga bangsa ini yang mengetahui. Dari namanya yang mengandung kata “Lapan” berarti ada peran bangsa Indonesia dalam satelit tersebut, tidak sekedar membeli. Akan tetapi, lagi-lagi bukan roket buatan bangsa ini yang meluncurkannya ke orbit.
Saat ini Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) memiliki program pengembangan roket peluncur satelit yang bertujuan meraih kemandirian bangsa dalam peluncuran satelit di masa depan. Program ini paralel dengan program pengembangan satelit di mana satelit Lapan Tubsat yang disebut di muka adalah awalannya.
Trus….apa susahnya meluncurkan satelit……………..?
Ketinggian orbit Lapan-Tubsat adalah sekitar 600 km di atas permukaan bumi. Agar satelit tersebut bisa mengorbit bumi pada ketinggian tersebut, roket peluncurnya harus bisa memberikan kecepatan sebesar kira-kira 7,56 km/detik kepada satelit tersebut.
Jadi kalau anda merasa bisa membuat roket, dan ingin meluncurkan satelit Lapan-Tubsat, maka coba rancanglah roket yang bisa membawa satelit seberat 50 kg sampai pada ketinggian 600 km di atas permukaan bumi, kemudian pada ketinggian tersebut bisa memberikan kecepatan sebesar 7,56 km/detik kepada satelit tersebut.
Ok…kalau anda belum berpengalaman membuat roket, tapi anda suka mendaki gunung. Bawalah satelit yg berbobot 50 kg tadi naik ke puncak gunung Lawu di Tawangmangu, yang tingginya sekitar 3000 m (3 km) di atas permukaan laut. Nah…kalau anda ingin membuat satelit tsb mengorbit pada ketinggian 3 km di atas permukaan bumi, anda harus melempar satelit (50 kg) tadi ke arah mendatar dari puncak Lawu sehingga kecepatan satelit tsb mencapai kira-kira 7,9 km/detik.
Nah…..mudah kan…..
selamat mencoba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar